Rabu, 04 Desember 2013

Rupa Desa Bojongminggir



Asal usul suatu nama desa Bojongminggir kita dapat dari beberapa sumber dongeng (legenda) masyarakat yang secara turun temurun, konon kabarnya sebelum kependudukan penjajah Belanda di Indonesia pada masa Mataram Islam ± tahun 1586-1601 yaitu pada masa pemerintahan Panemanbahan Senopati (Sutowijoyo) nama desa Bojongminggir bermula dari : Tokoh yang bernama kyai Cempaluk karena jasanya mereka mengabdi kepada Mataram diberi tanah perdikan yang berada diwilayah Kecamatan Kesesi dan sekitarnya. Kyai Cempaluk mempunyai dua anak yaitu : R. Bahurekso dan R. Hadi Kesuma keduanya dikirim ke Mataram,  untuk mengabdi kepada Panembahan Senopati, setelah menyelesaikan tugas di Mataram, kembali ke Kesesi menghadap Kyai Cempaluk dan R. Bahurekso disuruh babat alas Roban, Gambiran dan sekitarnya, sedangkan R. Hadi Kusumo membuka alas Gendogo (sekarang areal persawahan antara Desa Bojongwetan dan Desa Sumurjomblangbogo). R. Hadi Kusumo bergelar Kyai Remeng.

Kyai Remeng adalah seorang tokoh yang sakti beserta pengikutnya pada saat membuka hutan (babat alas) mereka kehabisan bekal yang berupa kinang (kapur sirih) yang menjadi kesukaannnya dan diperintahlah pengikutnya yang berwujud wedus gembel untuk meminta kapur sirih kepada istrinya yang berada ditempat (basecamp) Bojongwetan (Bo: sebutan. Jong: petak/area. Witan/wetan: kawiwitan jawa) bisa ditafsirkan yang berada di sebelah timur atau Bojongwetan atau awal Bojong berdiri. Alas Gendogo itulah asal muasal Bojong, berkembang menjadi Bojongwetan (Bojong kawiwitan), Bojonglor (Bojong utara “lor”) dan Bojongminggir (Bojong menepi “minggir”).

Adapun tokoh-tokoh pengikut yang mengembangkan wilayah di Desa Bojongminggir dan masih dikenal namanya oleh masyarakat sampai sekarang. Mereka diyakini para pendahulu yang membuka desa Bojongminggir adalah : Kyai Budeg, Demang Blandong dan Kaji Singo (patilasan ada di desa Rejosari) merupakan tiga serangkai yang gigih mendirikan padukuhan di Bojongminggir, tokoh lain : Ki Kendil Wesi dan Kampuh, mereka yang membuka pendukuhan Desa Bojongminggir menurut mitos masyarakat yang ada di wilayahnya.

Padukuhan Bojongminggir antara lain :
1.      Asem Growong, ialah sebuah pohon Asam yang besar pada batangnya yang berlubang, tepatnya di belakang pasar Bojong, dulu merupakan hutan kampung yang di babat Kyai Budeg.
2.      Cokrah, tempat orang-orang membuka pemukiman pertama di desa Bojongminggir, maka sekitar tempat itu terdapat balai desa lama, pasar, tangsi yang merupakan bukti peninggalan pemerintahan di zamannya, babat pedukuhan ini adalah Demang Blandong.
3.      Pulorejo, suatu tempat yang subur, makmur dan masyarakatnya sejahtera karena kesuburan tanah dan tempatnya disepanjang sungai, dibuka oleh Kaji Singo.
4.      Kedoyo, berada disebelah timur, dulu merupakan wilayah desa Wiroditan karena sebagian masyarakatnya menghendaki ikut desa Bojongminggir hingga sekarang menjadi desa Bojongminggir dibuka oleh Demang Blandong.
5.      Kendil Wesi, diambil dari salah seorang tokoh mistis (mahluk halus) yang sangat disegani dilingkungan itu dan susah diatur karena bukan berasal dari bangsa manusia.
6.      Slumprit dan Betiakan, ialah suatu tempat terpisah dipojok wilayah desa yang menyudut dan diwilayah padukuhan jlumprit (jawa) terdapat tanah tak bertuan.
7.      Watesan, ialah suatu tempat perbatasan (pal/tugu) yang berada dijalan besar yang sering digunakan untuk peristirahatan kendaraan jaman dulu, berupa gerobak sapi/kerbau, kereta kuda maupun masyarakat yang membawa barang dagangan melintas antara pesisir utara (Wiradesa) menuju Wonosobo.
Tokoh-tokoh yang menjabat Kepala Desa di Desa Bojongminggir sebelum masa pemerintahan Belanda s/d sekarang :
1.      Kasim (sebelum pemerintahan Belanda)
2.      Kurdi (masa pemerintahan Belanda)
3.      Risadi ( masa kemerdekaan)
4.      Ambari (masa orde lama dan orde baru)
5.      Suyitno ( masa orde baru)
6.      Kalari ( masa orde baru)
             7.   Sri Rusyanti (masa orde baru dan reformasi) s/d sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar